Sabtu, 13 Desember 2008

lapindo ohh lapindo


Pasti semuanya sudah pada tahu tentang bencana lumpur lapindo yang ada di Porong. Contohnya saja perkenalan saya dengan seseorang
Saya : “ hai, namamu siapa ?”
Seseorang : “ namaku …. (sensored). Anak mana nii ?
Saya : “anak porong”
Seseorang : “oohh .. anak porong, lumpur ya ? rumahnya udah kena blom ?
Saya : “haaaaahhh !!! “ :o

Ya itulah percakapan singkat yang menandakan bahwa orang porong ( atau sekitarnya ) menjadi korban lumpur lapindo. Mungkin karena banyak orang mengira kawasan porong sudah tidak aman lagi, karena semakin melebarnya lumpur tersebut. Saya dikatakan korban lumpur lapindo tu benar, walaupun rumah saya tidak tenggalam oleh danau lumpur, karena secara tidak langsung warga porong sudah terkena dampaknya. Misalnya saja saya ketika saya pualng dari menuntut ilmu, saya harus sabar-sabar mengantri jalan yang sangaaat panjang dengan kendaraan yang lain, jalan di depan tanggul khususnya, macet tersebut dikarenakan lumpur lapindo. Dahulu saya melewati jalan Raya Porong lancar-lancar saja, sekarang semuanya itu serba macet. Macet juga disebabkan oleh pembangunan disekitar tanggul. Sehingga jalan-jalan di pinggiran tanggul di genangi lumpur, dan becek tidak ada ojek capek deh *lho?
Lalu bagaimana pemerintah menanggapi masalah lumpur lapindo?
Berbagai cara pemerintah untuk menaggulangin lumpur tersebut, tapi mah emank lumpurnya yang nakal, enggak mao ilang-ilang :D. pemerintah juga mengalokasi kan jalan tol baru untuk menggantikan jalan utama yaitu jalan Raya Porong agar tidak macet. Syukurlahh … 







1 komentar:

  1. Ya, cukup meresahkan juga kalau bicara tentang lumpur lapindo yang dibilang bencana itu - telah melahap semua hijau ditanah porong dan kita tak tahu pasti unsur mana yang dibilang lebih penting dari lenyapnya ladang, memperluas eksistensi pengangguran. oh, ya seeorang anak pernak bertanya pada bapaknya@mwngapa lapangan bola didepan sekolah yang sejuk sudah tidak ada pak?"

    BalasHapus